Pages

Subscribe:

Jumat, 09 Mei 2014

Cerpen, My Princes Is My Motivation


Halo, saya mau bagi cerpen nih guys. Saya suka banget nulis cerita-cerita gitu, tapi itupun kalo lagi mood ya -_-. Oke happy reading ya, kalo udah baca bisa langsung tambah komentar ya, buat masukan untuk saya.

My princes is my motivation

                Aku adalah anak laki-laki terbodoh dan ternakal dikelas 12 IPA C. Setiap hari kerjaanku hanya berrmain bersama teman-teman sekelompokku yang juga bisa terbilang nakal. Aku tak pernah berfikiran untuk menjadi seorang anak yang pintar dan baik selama hidupku. Karena aku tahu, kalau menjadi seorang anak SMA yang cerdas dan baik itu susah dan menyebalkan.
***
            Suatu hari, sewaktu aku datang ke kelas dan akan duduk dibangku yang biasa aku tempati. Ada seorang anak perempuan yang sudah duduk dibangkuku, “Hey, siapa kamu? Berani-beraninya kamu duduk dibangku kesayanganku.” Ucapku padanya. “Masalah? Ini kan sekolah umum dan juga bangku umum.” Jawabnya yang sangat membuatku marah. Aku mencoba duduk disebelahnya dan terdiam, kalau aku lawan nanti bisa-bisa aku dibilang hanya berani pada perempuan.
            Berhubung dulu bangkuku hanya diduduki olehku saja kini bangku kosong disebelahku terisi oleh perempuan yang sangat menjengkelkan. “Perkenalkan ini teman baru kalian yang pindah dari Kalimantan. Ayo Mumut kenalkan dirimu pada teman-teman barumu.” Kata Pak. Edi wali kelas. “Assalamu’alaikum, perkenalkan nama saya Mumut Septiani terserah kalian mau panggil saya apa. Terimakasih.”. Ternyata anak baru itu namanya Mumut, lumayan cantik sih tapi sayang judes dan menjengkelkan.
            “Aku Rian ya, Mut.” Kata Rian sahabatku menggoda Mumut dan seisi kelaspun menggoda Rian dan Mumut yang saling bertatapan. Idih, centil sekali si Rian menggoda anak baru itu. “Ayo Mut, kamu bisa duduk dibangku tadi disebelah Riza.” Ucap Pak. Edi. Haduuh, males lah duduk bersebelahan dengan si anak baru ini.
***
            Seminggu sudah aku duduk bersama anak baru itu. Tapi, baru seminggu kok dia sudah digemari banyak pria di sekolah dan dia sudah memiliki banyak teman ya?. Wajar juga sih, karena dia terkenal sebagai siswi teladan dan tercantik di sekolah, jadi siapa yang tidak mengenalinya. Setiap ada pertanyaan dari guru, pasti dia bisa menjawabnya dengan benar. Tapi, meski sudah seminggu lebih duduk bersamaku dia tak pernah berkata sekalipun padaku. Dasar perempuan aneh.
Hari itu akan ada ulangan Bahasa Inggris, wah itu pelajaran tersulit yang pernah aku tau di dunia. Ketika akan mengerjakan soal ulangan Bahasa Inggris aku selalu gugup dan tak tahu harus mengisi apa. “Cepat kerjakan, jangan hanya melihatnya.” Ucap anak baru itu padaku. “Aku paling tidak bisa Bahasa Inggris, jadi aku tak tahu harus mengerjakan yang mana.” Balasku. “Kamu tinggal ganti titik-titik itu dengan verb tiga saja, mudah sekali kok.” Katanya. “Iya, tapi aku tidak mengerti apapun itu.”. “Nah, ini tuh artinya berdiskusi. Yang ini nyaman, ini mengajari....”. Dia menjelaskan semuanya padaku. “Sudah sana, kerjakan dulu punyamu nanti terlambat.” Ucapku memotong perkataanya. “Aku sudah selesai dari tadi, Sapi.” Katanya sembari melotot.
            Akhirnya dia kembali menjelaskannya padaku secara detail. Dan sudah cukup mengerti dan mulai mengerjakannya. “Terimakasih.” Bisikku padanya. Akupun dapat mengerjakan semua soal itu dengan mudah. Setelah selesai, aku langsung membarikan hasilnya pada guru Bahasa inggris dan bergegas pulang karena bel sudah berbunyi. Ketika setengah perjalanan, aku melihat anak baru itu. “Hey anak baru, mari ikut pulang bersamaku. Sebagai ucapan terimakasihku karena sudah membantu tadi.” Ucapku menawarkan. “Tidak terimakasih aku menunggu sopir pribadiku.” Kring kring kring (suara handphone Mumut berbunyi) “Halo wa’alaikumssalam, oh iya pak saya pulang naik taksi saja. Terimakasih.” Katanya menjawab telepon itu. “Kenapa? Tidak mau diantarku ya? Yasudah aku duluan.” Kataku memanas-manasinya. “Tunggu-tunggu aku ikut, sopirku tidak bisa menjemputku.” Katanya mengikutiku. “Ke rumah murid aku dulu ya. Dari sini kekanan terus dipertigaan kekiri, 3 rumah dari gerbang perumahan.” Katanya memberitahu arah. “Murid? Kamu guru? Lama tidak?.” Tanyaku. “Waduh, banyak sekali pertanyaanmu. Aku guru private, itung-itung meringankan ortu. Sekitar 3 jaman, nanti kamu langsung pulang saja”. Jawabnya. “Wih, selain cantik dan pintar kamu juga baik ya membantu ortu. Aku ikut boleh? Kalau boleh tau, muridmu kelas berapa?.” Tanyaku lagi. “Haha terimakasih, boleh dengan senang hati. Duatahun dibawah kita berarti kelas sepuluh.” Jawabnya lagi.
***
            Esok paginya sewaktu akan ke kelas menuju bangkuku. Dadaku berdebar kencang saat melihat wajah Mumut yang imut seperti marmut itu. “Kemarin kamu hebat sekali mengajarkan adik kelas itu, kalau menjadi guru privatku bisa?.” Tanyaku. “Haha bisa saja, boleh.”. “Besok mulai ya, soal administrasi nanti aku beritahu ibuku. Memangnya berapa sebulan?.”. “Tapi aku harus menyesuaikan jadwal dengan adik kelas itu, nanti saja aku kabari lagi. Terserah kamu saja.”. “Oh oke sip, sepulang sekolah nanti aku antar lagi ya. Kok begitu? Kan kamu gurunya.”. “Haha merepotkan terus ya? Yang penting murid bisa mengalami perkembangan soal pembayaran itu terserah murid.”. “Haha dasar, tidak merepotkan kok. Kan kamu calon guru aku.
***
            Setelah sebulan aku mengikuti les privat dengannya. Aku merasa ada perkembangan yang meningkat. Yang tadinya aku malas sekarang selalu bersemangat, yang tadinya aku siswa terbodoh dikelas sekarang kedua terpintar setelah Mumut. “Terimakasih ya sudah membuatku menjadi lebih baik, marmut.”. “Haha iya, sapi.”. Setelah sebulan bersama ternyata kita memiliki panggilan sayang sih katanya. Aku memanggil dia marmut karena wajahnya dan namanya yang imut bagai marmut dan dia memanggilku sapi, katanya sih aku tukang tidur seperti sapi. Teman-teman sekelas dan teman-teman kelompok nakalku pun merasa heran, yang tadinya aku pemalas dan nakal sekarang menjadi cerdas dan baik seperti sosok yang dulu aku tak bisa.
***
            Ulangan semester telah tiba. Dan aku sudah mulai terbiasa dengan soal ulangan, apa lagi Bahasa Inggris. Setelah mengerjakan soal ulangan semester aku dan Mumut bergegas untuk ke Rumahku untuk les. “Sekali lagi terimakasih banyak ya, kamu memang my princes is my motivation.” Ucapku pada Mumut ketika dimotor. Dan tak lama pun kami jadian, tak selamanya orang pacaran itu berdampak negatif. Menurutku cinta itu penyemangat dan dapat memotivasi hidupku menjadi lebih berguna dan berwarna.

#thanks for reading guys

0 komentar:

Posting Komentar