Halo, saya mau bagi cerpen nih guys. Saya suka banget nulis cerita-cerita gitu, tapi itupun kalo lagi mood ya -_-. Oke happy reading ya, kalo udah baca bisa langsung tambah komentar ya, buat masukan untuk saya.
My princes is my motivation
Aku adalah
anak laki-laki terbodoh dan ternakal dikelas 12 IPA C. Setiap hari kerjaanku hanya
berrmain bersama teman-teman sekelompokku yang juga bisa terbilang nakal. Aku
tak pernah berfikiran untuk menjadi seorang anak yang pintar dan baik selama
hidupku. Karena aku tahu, kalau menjadi seorang anak SMA yang cerdas dan baik
itu susah dan menyebalkan.
***
Suatu hari, sewaktu aku datang ke kelas dan akan duduk
dibangku yang biasa aku tempati. Ada seorang anak perempuan yang sudah duduk
dibangkuku, “Hey, siapa kamu? Berani-beraninya kamu duduk dibangku kesayanganku.”
Ucapku padanya. “Masalah? Ini kan sekolah umum dan juga bangku umum.” Jawabnya
yang sangat membuatku marah. Aku mencoba duduk disebelahnya dan terdiam, kalau
aku lawan nanti bisa-bisa aku dibilang hanya berani pada perempuan.
Berhubung dulu bangkuku hanya diduduki olehku saja kini
bangku kosong disebelahku terisi oleh perempuan yang sangat menjengkelkan.
“Perkenalkan ini teman baru kalian yang pindah dari Kalimantan. Ayo Mumut
kenalkan dirimu pada teman-teman barumu.” Kata Pak. Edi wali kelas.
“Assalamu’alaikum, perkenalkan nama saya Mumut Septiani terserah kalian mau
panggil saya apa. Terimakasih.”. Ternyata anak baru itu namanya Mumut, lumayan
cantik sih tapi sayang judes dan menjengkelkan.
“Aku Rian ya, Mut.” Kata Rian sahabatku menggoda Mumut
dan seisi kelaspun menggoda Rian dan Mumut yang saling bertatapan. Idih, centil
sekali si Rian menggoda anak baru itu. “Ayo Mut, kamu bisa duduk dibangku tadi
disebelah Riza.” Ucap Pak. Edi. Haduuh, males lah duduk bersebelahan dengan si
anak baru ini.
***
Seminggu sudah aku duduk bersama
anak baru itu. Tapi, baru seminggu kok dia sudah digemari banyak pria di
sekolah dan dia sudah memiliki banyak teman ya?. Wajar juga sih, karena dia
terkenal sebagai siswi teladan dan tercantik di sekolah, jadi siapa yang tidak
mengenalinya. Setiap ada pertanyaan dari guru, pasti dia bisa menjawabnya
dengan benar. Tapi, meski sudah seminggu lebih duduk bersamaku dia tak pernah
berkata sekalipun padaku. Dasar perempuan aneh.
Hari itu akan ada ulangan Bahasa Inggris, wah itu
pelajaran tersulit yang pernah aku tau di dunia. Ketika akan mengerjakan soal
ulangan Bahasa Inggris aku selalu gugup dan tak tahu harus mengisi apa. “Cepat kerjakan,
jangan hanya melihatnya.” Ucap anak baru itu padaku. “Aku paling tidak bisa
Bahasa Inggris, jadi aku tak tahu harus mengerjakan yang mana.” Balasku. “Kamu
tinggal ganti titik-titik itu dengan verb tiga saja, mudah sekali kok.”
Katanya. “Iya, tapi aku tidak mengerti apapun itu.”. “Nah, ini tuh artinya
berdiskusi. Yang ini nyaman, ini mengajari....”. Dia menjelaskan semuanya
padaku. “Sudah sana, kerjakan dulu punyamu nanti terlambat.” Ucapku memotong
perkataanya. “Aku sudah selesai dari tadi, Sapi.” Katanya sembari melotot.
Akhirnya dia kembali menjelaskannya
padaku secara detail. Dan sudah cukup mengerti dan mulai mengerjakannya.
“Terimakasih.” Bisikku padanya. Akupun dapat mengerjakan semua soal itu dengan
mudah. Setelah selesai, aku langsung membarikan hasilnya pada guru Bahasa
inggris dan bergegas pulang karena bel sudah berbunyi. Ketika setengah
perjalanan, aku melihat anak baru itu. “Hey anak baru, mari ikut pulang
bersamaku. Sebagai ucapan terimakasihku karena sudah membantu tadi.” Ucapku
menawarkan. “Tidak terimakasih aku menunggu sopir pribadiku.” Kring kring kring
(suara handphone Mumut berbunyi) “Halo wa’alaikumssalam, oh iya pak saya pulang
naik taksi saja. Terimakasih.” Katanya menjawab telepon itu. “Kenapa? Tidak mau
diantarku ya? Yasudah aku duluan.” Kataku memanas-manasinya. “Tunggu-tunggu aku
ikut, sopirku tidak bisa menjemputku.” Katanya mengikutiku. “Ke rumah murid aku
dulu ya. Dari sini kekanan terus dipertigaan kekiri, 3 rumah dari gerbang
perumahan.” Katanya memberitahu arah. “Murid? Kamu guru? Lama tidak?.” Tanyaku.
“Waduh, banyak sekali pertanyaanmu. Aku guru private, itung-itung meringankan
ortu. Sekitar 3 jaman, nanti kamu langsung pulang saja”. Jawabnya. “Wih, selain
cantik dan pintar kamu juga baik ya membantu ortu. Aku ikut boleh? Kalau boleh
tau, muridmu kelas berapa?.” Tanyaku lagi. “Haha terimakasih, boleh dengan
senang hati. Duatahun dibawah kita berarti kelas sepuluh.” Jawabnya lagi.
***
Esok paginya sewaktu akan ke kelas menuju bangkuku.
Dadaku berdebar kencang saat melihat wajah Mumut yang imut seperti marmut itu.
“Kemarin kamu hebat sekali mengajarkan adik kelas itu, kalau menjadi guru
privatku bisa?.” Tanyaku. “Haha bisa saja, boleh.”. “Besok mulai ya, soal
administrasi nanti aku beritahu ibuku. Memangnya berapa sebulan?.”. “Tapi aku
harus menyesuaikan jadwal dengan adik kelas itu, nanti saja aku kabari lagi.
Terserah kamu saja.”. “Oh oke sip, sepulang sekolah nanti aku antar lagi ya.
Kok begitu? Kan kamu gurunya.”. “Haha merepotkan terus ya? Yang penting murid
bisa mengalami perkembangan soal pembayaran itu terserah murid.”. “Haha dasar,
tidak merepotkan kok. Kan kamu calon guru aku.
***
Setelah sebulan aku mengikuti les privat dengannya. Aku
merasa ada perkembangan yang meningkat. Yang tadinya aku malas sekarang selalu
bersemangat, yang tadinya aku siswa terbodoh dikelas sekarang kedua terpintar
setelah Mumut. “Terimakasih ya sudah membuatku menjadi lebih baik, marmut.”.
“Haha iya, sapi.”. Setelah sebulan bersama ternyata kita memiliki panggilan
sayang sih katanya. Aku memanggil dia marmut karena wajahnya dan namanya yang
imut bagai marmut dan dia memanggilku sapi, katanya sih aku tukang tidur
seperti sapi. Teman-teman sekelas dan teman-teman kelompok nakalku pun merasa
heran, yang tadinya aku pemalas dan nakal sekarang menjadi cerdas dan baik
seperti sosok yang dulu aku tak bisa.
***
Ulangan semester telah tiba. Dan aku sudah mulai terbiasa
dengan soal ulangan, apa lagi Bahasa Inggris. Setelah mengerjakan soal ulangan
semester aku dan Mumut bergegas untuk ke Rumahku untuk les. “Sekali lagi
terimakasih banyak ya, kamu memang my princes is my motivation.” Ucapku pada
Mumut ketika dimotor. Dan tak lama pun kami jadian, tak selamanya orang pacaran
itu berdampak negatif. Menurutku cinta itu penyemangat dan dapat memotivasi
hidupku menjadi lebih berguna dan berwarna.
#thanks for reading guys
0 komentar:
Posting Komentar